Rabu, 06 Mei 2015

KASUS DALAM PENERAPAN ILMU TEKNOLOGI DAN LINGKUNGAN



KASUS DALAM PENERAPAN ILMU TEKNOLOGI DAN LINGKUNGAN



Disusun Oleh :

Dini Andriyani            / 39411384
Ia Damayansis             / 38411168




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2015



BAB 1
LATAR BELAKANG


            Seseorang menggunakan teknologi karena ia memiliki akal dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman, mudah, nyaman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat-perangkat mesin, seperti komputer, kendaraan, handphone, dan lain sebagainya.  Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Meskipun ada dampak negatifnya atau kelemahan dari kemajuan IPTEK. Namun hal ini seolah diabaikan oleh manusia.
            Ternyata arus globalisasi tidak luput menghampiri masyarakat dan sedikit banyak memberikan dampaknya, tak terkecuali pada masyarakat pedesaan yang sering dilukiskan sebagai masyarakat yang masih tradisional. Ciri-ciri  masyarakat  desa  sebagai  masyarakat,  dimana  warganya  mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam, sistem kehidupannya berkelompok atas dasar kekeluargaan dan pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani (Soerjono Soekanto, 1983).    
            Fokus perhatian pada kasus yang akan dibahas adalah dampak dari masuknya teknologi dan inovasi-inovasi seperti handpone dan alat inovasi dalam bidang pertanian pada masyarakat pedesaan di desa Purwodadi, kecamatan Tembarak, kabupaten Temanggung. Hal ini dikarenakan di desa tersebut masih sangat minim pengetahuan tentang kegunaan teknologi serta cara memanfaatkan teknologi. Harapan dari pembahasan kasus ini yaitu supaya masyarakat umum dan khususnya desa purwodadi dapat meningkatkan kemauan untuk belajar dan mengetahui ilmu teknologi yang lebih baik.



BAB II
KASUS BERDASARKAN FAKTA


            Kasus yang banyak terjadi di desa Purwodadi, kecamatan Tembarak, kabupaten Temanggung, dan mungkin tidak hanya didaerah tersebut, melainkan di kebanyakan masyarakat pedesaan juga terjadi hal serupa, anak-anak yang orang tuanya bukan orang kaya sekalipun bisa memiliki handphone berfasilitas kamera, motor keren, bahkan mungkin orang tuanya terpaksa berhutang untuk memenuhi keinginan anaknya. Para orang tua yang masih memiliki cara berpikir “ndeso”, tidak benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan “anak jaman sekarang”. Sehingga ketika anak-anaknya menginginkan sesuatu dengan dalih, “jaman sekarang, kalau tidak punya barang itu, bisa begini, begini, dan begini”, maka mereka pun akan langsung berusaha memenuhinya. Sekalipun bila anak-anak mereka menyodorkan produk berharga tinggi seperti, misalnya handphone mid end berfasilitas kamera dan mp3. padahal ada handphone dengan harga lebih murah walau tentu berfitur standar.
                 Perubahan pola komunikasi ini kemudian akan mengubah standar ekonomi masyarakat. Masyarakat, terutama orang tua, dituntut untuk memiliki penghasilan lebih demi mengikuti perkembangan ini. Kenyataan bahwa perbedaan antara barang mewah dan barang biasa menjadi semakin kabur, membuat tuntutan ini terkadang terasa semakin berat. Standar dari kemewahan terus berubah dan semakin menuntut perkembangan ekonomi masyarakat di tengah semakin sulitnya persaingan ekonomi di antara masyaraka. Bagi yang tidak mampu mengimbangi akan semakin tersisih dan lama kelamaan akan tersingkir bila ia tetap tidak bisa beradaptasi dansurvive. Hal ini tentunya akan semakin sulit bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan (skill) atau koneksi yang dapat membantu untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
                 Segi positif perkembangan ini memang membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses informasi. Setiap orang dapat mengakses informasi apapun yang mereka butuhkan dari seluruh dunia. Namun penyebaran informasi ini terkadang tidak terkendali. Begitu banyak informasi yang memerlukan pertumbangan lebih lanjut untuk disebarkan secara bebas tanpa pengawasan. Hal ini sering kali menghasilkan efek samping negatif pada anak-anak di bawah umur yang dengan bebasnya menyaksikan dan mempelajari hal-hal tidak atau belum layak untuk mereka konsumsi dari berita yang publikasinya dilakukan tanpa melalui proses sensor yang benar.
            Selain itu, aplikasi pada HP yang semakin canggih memungkinkan kita mengakses informasi-informasi yang jika dimanfaatkan dengan positif, maka hasilnya juga akan positif. Katakanlah HP yang bisa mengakses internet, maka kita bisa browsing dan tidak mustahil masyarakat yang ada di pedesaan bisa mencari informasi mengenai pupuk, alat-alat pertanian mutakhir dan lain sebagainya. Namun kenyataannya penggunaan HP dikalangan masyarakat desa belum terlalu optimal. Seandainya penggunaan HP bisa dioptimalkan dalam hal positif, bisa dibayangkan jika pemuda-pemuda desa menggunakan kecanggihan HP miliknya untuk membantu orang tuanya dalam hal mencarikan informasi terkait pertanian, sehingga penghasilan keluarga bisa meningkat. Tidak malah menggunakannya untuk mengakses dan menyimpan video-video porno sehingga memicu terjadinya penyimpangan-penyimpangan.
            Selain maraknya penyimpangan yang dilakukan oleh pemuda desa, dampak yang lain yang timbul dari penggunaan handphone yaitu kurangnya interaksi masyarakat akibat intensitas pertemuan antar anggota masyarakat yang mulai berkurang. Contoh yang kecil katakanlah dalam keluarga. Dulu ketika lebaran, hal penting selain membayar zakat dan sholat ‘iid dan hukumnya “wajib” bagi masyarakat umum yaitu silaturraami, berjabat tangan dan bertegur sapa saling memaafkan secara langsung. Namun dengan kecanggihan masa kini, dimungkinkan untuk kita tidak harus bertatap muka dan berjabat tangan secara langsung jika sekedar mau bermaaf-maafan, bisa dengan telpon, SMS, video call dan fitur-fitur lain. Ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat pedesaan saat ini telah terjadi pergeseran nilai yang dulu sangat amat dijunjung tinggi yaitu nilai kebersamaan dan saling bersilaturahmi.
            Menurut Ferdinant Tonnies, masyarakat pedesaan yang dicirikan sebagai masyarakat Gemeinschaft memiliki ciri salah satunya yaitu kepentingan bersama lebih dominan dengan kata lain kehidupan bersama ikatan lahiriah yang bersifat jangka panjang. Indikatornya yaitu adanya nilai yang menjunjung tinggi kebersamaan. Namun, adanya teknologi informasi dan komunikasi yang berbentuk HP maka nilai kebersamaan ini pada masyarakat desa mulai berkurang, intensitas pertemuan dengan tatap muka langsung dan berinteraksi secara langsung juga berkurang, sehingga menyebabkan pergeseran kebudayaan kebersamaan yang ada pada masyarakat pedesaan.
            Belum lagi masalah peningkatan urbanisasi juga tidak sedikit yang disebabkan oleh hal ini. Kebanyakan anak muda di desa ini menganggap hebat bila ada yang bisa bekerja di kota besar seperti Jakarta atau menjadi TKI di luar negeri. Sebab seakan-akan telah terjadi pergeseran pemikiran para pemuda desa yang menganggap jika bisa keluar desa untuk merantau, entah itu ke kota-kota besar atau keluar negeri, maka telihat keren, gaya, pulang setahun sekali, bisa menenteng tas besar, berpakaian dan berpenampilan necis, bisa terlihat keren, gaya dan sedang trend. Akibatnya, tidak sedikit yang malah terpancing masuk ke pergaulan bebas, dunia undercover kota besar, ataupun terlibat kasus TKI ilegal. Akibat yang lain yaitu angka pekerja muda pertanian semakin berkurang. Sehinga ketika panen tiba, para petani sulit mencari buruh tani untuk membantu pekerjaan disawah. Jika terpaksa tidak bisa menangani pekerjaan disawah sendiri, mereka harus mencari buruh tani dari luar desa yang itupun jika dapat yang sudah berumur.  Tidak hanya petani dengan lahan yang luas yang resah, petani kecilpun juga mulai bingung karena usia mereka mulai lanjut akan ttetapi tidak ada generasi penerus yang meneruskan pekerjaan disawah. Dikhawatirkan maka mereka suatu hari akan menjual sawah mereka karena memang usia sudah tida mendukung bekerja keras disawah dan lebih lagi karena tidak adanya anak-anak mereka yang meneruskan pekerjaan disawah karena pergeseran pola pemikiran pemuda desa yang lebih suka bekerja dsektor non-agraris, meskipu itu bekerja jadi buruh pabrik atau apapun yang penting tetapbersih dan jauh dari lumpur sawah.
            Fenomena diatas dari perspektif sosiologi dapat dipahami sebagai gejala pergeseran nilai dan budaya yang ada dimasyarakat pedesaan. Jika dahulu bekerja disawah adalah pekerjaan utama, tapi tidak untuk saat ini. Banyak pemuda yang malah keluar desa dan bekerja diluar agraris. Padahal Indonesia adalah Negara agraris disamping Negara maritime. Namun jika para pemuda, generasi penerus orang-orang tua semakin meninggalkan budaya turun temurun tersebut, maka bila kita memberikan prediksi ekstrim mengenai kehidupan ini bisa saja kelak petani-petani akan menggunakan iklan untuk mencari buruh tani yang bisa diupah. Ini menunjukkan pula pergeseran struktur social yang ada pada masyarakat pedesaan. Atau bahkan bisa saja kelak label Indonesia sebagai Negara agraris perlahan tapi pasti hilang dan berganti dengan Negara yang kehilangan jati dirinya.



BAB III
                                         KESIMPULAN

                Berdasarkan kasus yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan. Contoh kasus beserta analisis diatas menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan teknologi maupu inovasi dibidang pertanian akan memberikan dampak bagi masyarakat desa, baik itu dampak positif maupun dampak negatif yang mengena pada segi-segi kehidupan masyarakat pedesaan. Semua itu kembali kepada individu yang menjalani, bagaimana ia memanfaatkan dan akan digunakan untuk apa teknologi tersebut. kita semua mengharapkan masyarakat dapat menggunakan fasilitas teknologi yang ada dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keperluan masing-masing dan untuk hal yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Arief. 2013. Ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan : Jakarta
Faudillah, Alhada. 2012. Studi kasus dampak masuknya teknologi modern pada masyarakat desa. Unversitas airlangga: Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar